Apa yang terjadi dengan Indonesia?Dua kali tumbang di tangan Myanmar yang dalam peringkat FIFA masih berada di bawah kita.Lebih memalukan lagi bahwa dua kekalahan Indonesia diterima dalam waktu kurang dari satu minggu .
Grand Royal Chalenge memang dijadikan ajang uji coba bagi timnas Indonesia untuk menghadapi Piala AFF yang akan digelar sesaat lagi.Tapi apakah pantas mereka memakai seragam berlambang garuda di dada jika tak ada semangat merah putih dalam hati mereka?Itulah yang terlihat di laga final yang baru berakhir sore tadi (21/11).Sempat menyengat di babak pertama lalu merosot jauh di babak ke dua.
Semangat luar biasa yang sempat terlihat di Piala Asia beberapa waktu lalu seakan tak lagi tersisa.Bukan persoalan teknik permainan yang menjadi masalah timnas saat ini , tapi semangat juang dan mental yang tak terlihat .Berbanding terbalik dengan Myanmar yang sangat disiplin dan bersemangat ketika bertanding ,walaupun secara kualitas mereka tak lebih baik dari kita .Publik tanah air harus menelan pil pahit untuk kesekian kalinya diiringi harapan yang membuncah terhadap timnas.
Harusnya kita dapat belajar dri kekalahan di pertemuan pertama yang berkedudukan akhir 2-1 untuk kemenangan Myanmar. Pada saat itu Bendol sapaan akrab Benny Dollo masih bisa mengelak dengan menyatakan kekalahan Indonesia akibat dikartu merahkannya bek tengah M.Robby .Pada saat itu Bendol juga merotasi beberapa pemain intinya.Kini setelah kalah untuk kedua kalinya dengan skor yang sama dan oleh tim yang sama ,apa lagi alasan Bendol?Tim yang diturunkan pun pemain inti.
Sudah cukuplah kita mencari kambing hitam, yang terpenting sekarang adalah kerjasama semua elemen tim untuk membenahi mental ,fisik dan teknik timnas .Piala AFF semakin dekat ,lawan yang akan dihadapi pastinya lebih tangguh daripada Myanmar.Kita tunggu apakah racikan Bendol dapat membawa Indonesia ke jajaran penguasa Asia Tenggara.Rakyat Indonesia selalu mendukung Timnas dimanapun ,kapanpun ,dan bagaimanapun kondisinya.
Jumat, 28 November 2008
Selasa, 25 November 2008
Jumat, 21 November 2008
Rabu, 19 November 2008
Minggu, 16 November 2008
Jumat, 31 Oktober 2008
Tak Bisa komunikasi , Wasit Tak dihormati
Merupakan hal yang biasa ketika melihat seorang wasit diprotes ,dikejar ,bahkan sampai dipukuli pemain maupun ofisial klub.Itulah yang terjadi belakangan ini di Liga Super Indonesia ,kasta tertinggi kompetisi sepak bola Indonesia .
Masih lekat di ingatan kita beberapa minggu yang lalu seorang manajer dari sebuah klub peserta Liga Super Indonesia pada jeda pertandingan mendekati wasit lalu dengan sekuat tenaga melayangkan sebuah bogem yang sayangnya meleset dari sasaran.Lalu disusul kasus seorang wasit yang memukul jatuh ofisial dari salah satu klub peserta Liga Super Indonesia sampai mendapatkan perawatan medis.Pada kasus kedua ini, wasit yang melakukan pemukulan karena ia membela diri dari serangan dua orang ofisial klub.
Menurut saya ada beberapa faktor mengapa pertandingan di negeri kita ini sering diwarnai aksi anarkis oleh supporter ,pemain , sampai ofisial klub.
Pertama karena mental pemain (local dan asing) ,supporter ,ofisial klub di Indonesia yang tidak bisa menerima kekalahan .
Kedua karena kurangnya komunikasi wasit dan pemain ketika terjadi pelanggaran, kita sering melihat seorang wasit meniup peluit ketika terjadi pelanggaran ,memberikan kartu kuning atau merah terhadap pemain yang melakukan kesalahan lalu diam ,menghindari dan tak menanggapi protes pemain ,terutama bila yang melakukan protes adalah pemain asing, bahkan marah terhadap pemain tanpa menjelaskan terlebih dahulu mengapa mengapa ia mengambil keputusan itu.Tentu pemain manapun akan jengkel karena wasit tidak memberi penjelasan atas keputusannya.Akan berbanding terbalik jika kita melihat wasit – wasit di liga – liga Eropa terutama wasit liga Inggris , mereka selalu memanggil pemain yang melakukan kesalahan jika terjadi pelanggaran untuk diberi arahan atau penjelasan sehingga terjadi saling pengertian dan respek antara pemain dan wasit , bahkan jika terjadi perselisihan antar pemain, wasitlah yang mendamaikan mereka.
Ketiga mungkin karena sebagian besar wasit di Indonesia tidak menguasai bahasa Inggris sehingga sulit untuk dapat berkomunikasi dengan pemain asing.
Keempat adalah mental wasit yang sering drop jika mendapat intimidasi dari kelompok supporter ,hal inilah yang menyebabkan keputusan wasit seringkali tidak konsisten.
PSSI harusnya dapat menjadikan wasit – wasit di Eropa sebagai contoh atau referensi bagi wasit – wasit kita,setidaknya PSSI secara rutin mengadakan seminar ,pelatihan ,atau forum bagi seluruh wasit di Liga Super Indonesia untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mereka dengan cara melihat bagaimana wasit – wasit Eropa memimpin sebuah pertandingan.
Pelatihan bahasa Inggris bagi para wasit juga penting sebagai bekal agar mereka lancar berkomunikasi dengan para pemain terutama pemain asing.
Selain itu semua masih ada nama – nama seperti Jimmy Napitupulu dan Purwanto yang patut dijadikan contoh bagi wasit lain karena kemampuannya yang sangat baik dalam memimpin sebuah pertandingan .Mereka tak hanya bermodal peluit , selembar kartu kuning , dan selembar kartu merah saja ,mereka juga dapat berkomunikasi dengan baik terhadap pemain akan keputusan – keputusan yang diambilnya .
Hidup sepak bola Indonesia !
Masih lekat di ingatan kita beberapa minggu yang lalu seorang manajer dari sebuah klub peserta Liga Super Indonesia pada jeda pertandingan mendekati wasit lalu dengan sekuat tenaga melayangkan sebuah bogem yang sayangnya meleset dari sasaran.Lalu disusul kasus seorang wasit yang memukul jatuh ofisial dari salah satu klub peserta Liga Super Indonesia sampai mendapatkan perawatan medis.Pada kasus kedua ini, wasit yang melakukan pemukulan karena ia membela diri dari serangan dua orang ofisial klub.
Menurut saya ada beberapa faktor mengapa pertandingan di negeri kita ini sering diwarnai aksi anarkis oleh supporter ,pemain , sampai ofisial klub.
Pertama karena mental pemain (local dan asing) ,supporter ,ofisial klub di Indonesia yang tidak bisa menerima kekalahan .
Kedua karena kurangnya komunikasi wasit dan pemain ketika terjadi pelanggaran, kita sering melihat seorang wasit meniup peluit ketika terjadi pelanggaran ,memberikan kartu kuning atau merah terhadap pemain yang melakukan kesalahan lalu diam ,menghindari dan tak menanggapi protes pemain ,terutama bila yang melakukan protes adalah pemain asing, bahkan marah terhadap pemain tanpa menjelaskan terlebih dahulu mengapa mengapa ia mengambil keputusan itu.Tentu pemain manapun akan jengkel karena wasit tidak memberi penjelasan atas keputusannya.Akan berbanding terbalik jika kita melihat wasit – wasit di liga – liga Eropa terutama wasit liga Inggris , mereka selalu memanggil pemain yang melakukan kesalahan jika terjadi pelanggaran untuk diberi arahan atau penjelasan sehingga terjadi saling pengertian dan respek antara pemain dan wasit , bahkan jika terjadi perselisihan antar pemain, wasitlah yang mendamaikan mereka.
Ketiga mungkin karena sebagian besar wasit di Indonesia tidak menguasai bahasa Inggris sehingga sulit untuk dapat berkomunikasi dengan pemain asing.
Keempat adalah mental wasit yang sering drop jika mendapat intimidasi dari kelompok supporter ,hal inilah yang menyebabkan keputusan wasit seringkali tidak konsisten.
PSSI harusnya dapat menjadikan wasit – wasit di Eropa sebagai contoh atau referensi bagi wasit – wasit kita,setidaknya PSSI secara rutin mengadakan seminar ,pelatihan ,atau forum bagi seluruh wasit di Liga Super Indonesia untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mereka dengan cara melihat bagaimana wasit – wasit Eropa memimpin sebuah pertandingan.
Pelatihan bahasa Inggris bagi para wasit juga penting sebagai bekal agar mereka lancar berkomunikasi dengan para pemain terutama pemain asing.
Selain itu semua masih ada nama – nama seperti Jimmy Napitupulu dan Purwanto yang patut dijadikan contoh bagi wasit lain karena kemampuannya yang sangat baik dalam memimpin sebuah pertandingan .Mereka tak hanya bermodal peluit , selembar kartu kuning , dan selembar kartu merah saja ,mereka juga dapat berkomunikasi dengan baik terhadap pemain akan keputusan – keputusan yang diambilnya .
Hidup sepak bola Indonesia !
Langganan:
Postingan (Atom)