
| Auditorium UNDIP | SEMARANG |
HaCked By J4Nj1MaN1S
Brasil bisa ,Meksiko bisa ,kita pasti juga bisa karena kondisi mereka tidak berbeda jauh dengan kita.Itulah kiranya semangat dan dukungan yang diberikan Menegpora Adhyaksa Dault untuk mendukung dan memotivasi PSSI dalam rencananya untuk menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 dalam sebuah diskusi beberapa waktu lalu.
Bang Nurdin Halid selaku ketua PSSI yang penuh kontroversi memang luar biasa.Untuk mencapai tujuan ini tak cukup hanya bermodal lidah dan mulut saja,tentu harus dibarengi dukungan dari berbagai pihak baik itu pemerintah ,swasta,maupun masyarakat.
Banyak yang optimis ,tak sedikit pula yang pesimis bercampur geram terhadap rencana luar biasa ini.Untuk lebih jelasnya mari kita bahas lebih lanjut..
Menjadi tuan rumah Piala Dunia memang impian bagi negara – negara di dunia,bahkan mungkin semua negara juga ingin menjadi mengalaminya.Ada beberapa keuntungan yang di dapat sebuah negara yang menjadi penyelenggara Piala Dunia seperti meningkatnya popularitas negara yang menjadi penyelenggara ,tim nasional negara tersebut juga lolos secara otomatis ke putaran final,dan yang lebih menggiurkan lagi adalah keuntungan financial yang didapatkan negara tuan rumah .Dalam tiga penyelenggaraan Piala Dunia terakhir ,tuan rumah selalu mendapatkan keuntungan yang besar.
Inilah yang kita sebut salah satu sarana membangun bangsa ini.Sebuah negara yang mencalonkan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia tentu harus memenuhi standar yang telah ditentukan FIFA,terutama sarana dan prasarana yang memadai.Dibutuhkan transportasi yang bertaraf internasional,beberapa stadion dengan syarat khusus ,keamanan super ketat,hotel kelas wahid,manajemen atau tata kelola penyelenggaraan acara dari awal hingga akhir yang baik,sampai pada kenyamanan orang – orang yang terkait dengan acara baik itu supporter,wartawan ,pemain ,dan masih banyak lagi.
Indonesia memang belum sepenuhnya memenuhi semua syarat di atas ,tapi justru inilah yang akan menjadikan bangsa ini lebih maju.Mau tidak mau PSSI harus memenuhi persyaratan di atas ,dan untuk mewujudkannya diperlukan pembangunan di berbagai lini,dan untuk melaksanakan pembangunan diperlukan SDM yang memadai .Di sinilah kita dapat membiasakan anak bangsa ini lebih produktif dan berperan membangun bangsanya.Lalu timbul pertanyaan,bagaimana jika kita gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia?Jawabannya adalah tidak masalah,karena seluruh hasil kerja keras kita selama persiapan dapat menjadi batu loncatan ke jenjang selanjutnya sembari mempersiapkan timnas agar lebih baik di masa yang akan datang.
Tapi apakah pantas kita melakukan semua itu selagi kompetisi sepak bola nasional yang diklaim terbaik se Asia Tenggara ini lebih sering terlihat seperti sepak bola tarkam dengan kebrutalan yang merajalela,dengan wasit yang bertampang seram dan seakan bisu tak mau menjelaskan argument terhadap pemain,ditambah pemain yang gemar main hakim sendiri,dan supporter yang saking gembiranya sampai masuk lapangan.
Pembenahan mental para pelaku sepak bola nasional yang (belum) profesional ,tak bisa dilepaskan jika kita ingin maju ke pentas dunia.
Saya sangat terkejut dengan pernyataan seorang wasit pada siaran langsung sebuah pertandingan Indonesia Super League beberapa waktu yang lalu.Sebelum pertandingan, tapatnya setelah koin tos,terlontar pernyataan mengejutkan dari wasit yang namanya tidak perlu saya sebutkan.”Kita main fair play,tidak ada protes yang dilakukan ,keputusan wasit mutlak.Saya tidak akan banyak bicara,saya punya kartu kuning dan merah,mengerti?”,jelas beliau pada kedua kapten tim.
Wasit terkesan tidak mau ambil pusing dengan keputusannya.Cara seperti ini tidak akan dapat menegakkan kedisiplinan dalam sebuah pertandingan ,justru akan timbul rasa tidak respek terhadap wasit oleh para pemain yang merasa argumennya tidak diperhatikan.Menurut pandangan saya ,hal seperti ini yang menjadi salah satu faktor kuat penyebab terjadinya penyerangan terhadap wasit serta kekerasan dalam pertandingan di ISL.
Hal yang berbeda dapat kita lihat di liga-liga besar Eropa,wasit selalu mengedepankan komunikasi dengan para pemain.Wasit selalu siap menjelaskan setiap keputusan yang diambilnya sehingga tidak terjadi kesalah pahaman antara pemain dan wasit,wasit tak segan menanggapi argumen pemain,sampai mendamaikan pemain yang berselisih.
Sekarang saatnya wasit ISL mengutamakan komunikasi dalam memimpin setiap pertandingan .Tidak hanya bermodal kata fair play,kartu merah ,kartu kuning ,serta tampang seram.Persoalan dilapangan pertandingan tidak bisa diselesaikan dengan mulut tertutup,melainkan dengan penjelasan yang rasional serta keterbukaan.
Mental serta kemampuan berbahasa asing juga mutlak diperlukan dalam memimpin pertandingan sekelas ISL.Sering sekali wasit-wasit kita jatuh mental ketika mendapat tekanan dari suporter atau kebingungan ketika menaggapi argumen pemain asing.
Masih ada nama-nama seperti Jimmy Napitupulu dan Purwanto yang dapat dijadikan panutan bagi wasit-wasit di Indonesia.Kedua nama ini paling tidak telah menerapkan komunikasi yang baik dalam memimpin pertandingan.
Dengan semua modal yang dimiliki,saya yakin PSSI mampu mencetak wasit-wasit berkualitas.
Hidup sepak bola Indonesia !
Terenyuh hati kita melihat anak – anak kecil Palestina terkapar,terkulai lemas tak berdaya akibat bom Israel.Mudah sekali menghilangkan lebih dari 1000 jiwa dalam 2 minggu,sebagian korban adalah anak –anak dan wanita,Bangsa apa yang tega melakukannya ,melakukan pembantaian yang berkedok penumpasan gerakan teroris Hamas.
Israel,6 huruf inilah yang dapat membuat seluruh dunia tercengang karena kebrutalannya,yang tega membunuh anak – anak tak berdosa demi sejengkal tanah kering.Apakah mereka tak bisa membayangkan jika yang mereka hujani dengan bom dan senjata kimia pemusnah masal adalah anak dan istri mereka sendiri.
Sudah dua hari ini Israel menyatakan gencatan senjata secara sepihak,intensitas serangan yang dilakukan Israel pun berkurang dan sebagian pasukan mereka ditarik dari Gaza.Tapi tahukah sobat ,sebelum gencatan senjata ini berlaku,Israel melakukan penyerangan besar –besaran ke Gaza,melebihi serangan – serangan sebelumnya.Hasilnya jelas ,korban kembali lagi berjatuhan.
Jika kita perhatikan ,apakah salah jika bangsa yang tanah airnya diduduki oleh negara lain mempertahankan diri dan memperjuangkan hak – hak mereka.Apakah ada rakyat yang tahan menjadi tawanan di negara sendiri,yang hak – haknya dirampas ,yang terlalu sering menghindar dari terjangan peluru,apakah salah jika mereka memilih bangkit berontak daripada tunduk ditindas setelah semua perlakuan yang mereka dapatkan.Mereka tak dapat hidup tenang dinegaranya sendiri.
Kita tak usah membahas latar belakang agama dan ras dalam kasus ini,tetapi yang perlu kita perhatikan adalah hati nurani,perasaan ,dan jiwa kesatria.Terlepas dari perbedaan pandangan antara Israel dan Palestina tentang tanah yang mereka perebutkan dan ras yang mereka banggakan,ada hal yang tak bisa saya mengerti,dimanakah perasaan mereka yang dengan tenangnya menjatuhkan bom di tempat seorang anak memijakkan kakinya,yang tega memisahkan anak dengan ayahnya,yang tanpa ampun menggunakan senjata kimia pemusnah masal untuk mencapai tujuannya.
Mungkin bangsa bar – bar di akhirat sana juaga merasa terkejut dengan apa yang dilakukan bangsa “pilihan “ Tuhan ini (katanya).Tak adakah rasa puas di hati mereka karena telah mendapatkan tanah “jajahan” dari negara lain(Hitler salah tak menghabisi mereka secara total).
Yang diinginkan dunia saat ini hanya satu,damai (kecuali Amerika).Tak salah jika Superman Is Dead merasakan perih luka di dada ketika menatap dunia dan manusianya yang buta indahnya perbedaan
Mari bangun dunia di dalam perbedaan ,karena jika satu ,tetap kuat kita bersinar.
Rasa kurang percaya masih hinggap di benak kita ,khususnya para penggemar Manchester United di Indonesia karena klub tersebut akan singgah di negara kita tercinta pada pertengahan tahun nanti dalam rangka tur pra musim Asia .
Luar biasa ,setelah sekian lama akhirnya kita dikunjunginya juga ,kedatangan MU di Indonesia menunjukkan bahwa negara ini layak menggelar partai yang melibatkan klub besar dunia.Kita tak kalah dengan Malaysia,Singapura ,dan Thailand yang memang beberapa tahun belakangan ini sering mendatangkan klub –klub besar eropa.
MU rencananya akan menghadapi Indonesia Super League Select pada bulan Juli tahun ini.
Untuk para penggemar United ,selamat menyaksikan bintang – bintang pujaan berlaga di Gelora Bung Karno.
Maju terus sepak bola Indonesia.